BAB 9 & 10 Proses Organisasi
Proses Organisasi
Proses
Organisasi Dalam suatu organisasi tentunya dibutuhkan berbagai proses untuk
mencapai tujuan dari organisasi itu sendiri, kali ini saya akan membahas proses
organisasi dengan cara mempengaruhi dan proses pengambilan keputusan.
1. Proses
Mempengaruhi
Pengertian
Pengaruh Pengaruh adalah suatu kegiatan atau keteladanan yang menunjukan hal
baik maupun tidak baik,yang dilakukan secara langsung ataupun secara tidak
langsung, sehingga mengakibatkan suatu perubahan perilaku serta kebiasaan, baik
itu individu atau kelompok.
Elemen-elemen
yang ada dalam suatu proses mempengaruhi antaralain : Orang yang mempengaruhi
Metode yang digunakan untuk mepengaruhi,dan Orang yang di pengaruhi Metode
mempengaruhi Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti
menggunakan tangan dalam mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan
dengan kekerasan).
Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan
memberikan sanksi kepada individu maupun kelompok, sanksi yang diberikan berupa
sanksi positif maupun negatif. Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian,
seseorang yang mempengaruhi mempunyai keahlian dalam mempengaruhi individu
maupun kelompok. Kharisma (daya tarik), pada metode ini seseorang yang
dipengaruhi akan tertarik kepada orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut
memiliki kharisma tanpa harus menggunakan kekuatan fisik, sanksi maupun
keahlian. Daerah pengaruh mencakup hubungan-hubungan, Antar perseorangan
Kelompok dengan seseorang,dan Seseorang dengan Kelompok Analisis French-Raven
Mereka mendifiniskan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh, dan pengaruh
berdasarkan pada perubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang
dilakukan oleh seseorang dalam organisasi (masyarakat) terhadap orang lain.
Konsep
penting atas gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten
(terpendam) sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan (yang
direalisasikan). French- Raven membagi 5 sumber basis kekuasaan: Kekuasaan
Balas jasa Kekuasaan Paksaan Kekuasaan Sah Kekuasaan Ahli Kekuasaan Panutan
Contoh Kasus Pada tahun 2011 lalu, nama
Muhammad Nazaruddin ramai diperbincangkan. Selain dikenal sebagai politisi
karena jabatannya sebagai Bendahara Umum Demokrat, dia ternyata dikenal juga
sebagai pengusaha. Dia bertambah terkenal belakangan sejak namanya kembali
disebut-sebut di berbagai pemberitaan karena tersangkut masalah hukum.
Kasus yang terbaru yang membelit Nazaruddin
dan sekaligus mengegerkan Partai Demokrat adalah dugaan keterlibatannya dalam
kasus suap kepada Wafid Muharram, mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan
Olahraga. Kasus itu membuat para anggota Partai Demokrat bersikap malu dan
telah mempengaruhi juga organisasi HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam) yang dimana
Nazaruddin tersebut pernah menjadi anggota organisasi tersebut. Membuat HMI
merasa malu, dan banyak komentar yang pedas dilontarkan tentang perilaku
Nazaruddin tersebut. Kasus itu juga kabarnya mengusik Istana (Presiden SBY).
Sehingga beredar pula kabar, Nazaruddin bisa saja dipecat dari jabatannya di
partai.
2. Proses
Pengambilan Keputusan
Proses
pengambilan keputusan dalam organisasi ialah kumpulan yang terdiri dari
beberapa orang untuk mencapai tujuan bersama, didalam organisasi rentan
terjadinya selisih pendapat begitu juga keputusan dalam mengambil sikap, dapat
diartikan cara organisasi dalam pengambilan keputusan.
Terdapat 4
metode bagaimana cara organisasi dalam pengambilan keputusan, ke 4 metode
tersebut adalah yaitu :
·
kewenangan tanpa diskusi (authority rule without
discussion),
·
pendapat ahli (expert opinion),
·
kewenangan setelah diskusi (authority rule after
discussion),
·
dan kesepakatan (consensus).
Kewenangan
Tanpa Diskusi Biasanya metode ini sering dilakukan oleh para pemimpin yang
terkesan militer. mempunyai beberapa keuntungan jika seorang pemimpin
menggunakan metode ini dalam pengambilan keputusan, yaitu cepat, maksudnya
seorang pemimpin mempunyai keputusan ketika oraganisasi tidak mempunyai waktu
yang cukup untuk menentukan atau memutuskan kebijakan apa yang harus diambil.
Tetapi apabila metode ini sering dipakai oleh pemimpin akan memicu rasa kurang
kepercayaan para anggota organisasi tersebut terhadap kebijakan yang telah
diambil oleh pemimpin tanpa melibatkan para anggota yang lainnya dalam
perumusan pengambilan keputusan.
Pendapat
Ahli Kemampuan setiap orang berbeda-beda, ada yang berkemampuan dalam hal
politik, pangan, tekhnologi dan lain-lain, sangat beruntung jika dalam sebuah
organisasi terdapat orang ahli yang kebetulan hal tersebut sedang dalam proses
untuk diambil keputusan, pendapat seorang ahli yang berkopeten dalam bidangnya
tersebut juga sangart membantu untuk pengambilan keputusan dalam organisasi.
Kewenangan Setelah Diskusi Metode ini hampir sama dengan metode yang pertama,
tapi perbedaannya terletak pada lebih bijaknya pemimpin yang menggunakan metode
ini disbanding metode yang pertama, maksudnya sang pemimpin selalu mempertimbangkan
pendapat atau opini lebih dari satu anggota organiasi dalam proses pengambilan
keputusan. Terdapat kelemahan didalam metode ini, setiap anggota akan besaing
untuk mempengaruhi pemimpin bahwa pendapatnya yang lebih perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan yang ditakutkan pendapat anggota tersebut hanya mamberikan
nilai positif untuk dirinya dan merugikan anggota organisasi yang lai.
Kesepakatan
Dalam Metode ini, sebuah keputusan akan diambil atau disetujui jika didalam
proses pengambilan keputusan telah disepakati oleh semua anggota organisasi,
secara transparan apa tujuan, keuntungan bagi setiap anggota sehingga semua
anggota setuju dengan keputusan tersebut. Negara yang demokratis biasanya akan
menggunakan metode ini. Tetapi metode seperti ini tidak dapat berguna didalam
keadaan situasi dan kondisi yang mendesak atau darurat disaat sebuah organisasi
dituntut cepat dalam memberikan sebuah keputusan.
Keempat
metode-metode diatas ialah hasil menurut Adler dan Rodman, satu sama lainnya
tidak dapat dikatakan metode satu terbaik yang digunakan dibanding metode yang
lainnya, dapat dikatakan efektif jika metode yang mana yang paling cocok
digunakan dalam keadaan dan situasi yang sesuai bergantung pada faktor Jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan
Tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
Kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola
kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Menurut
Fisher pada hakekatnya ada dua model proses pengambilan keputusan yaitu :
a. Model preskriptif (pemberian resep
perbaikan) : Menerangkan bagaimana kelompok seharunya mengambil keputusan.
Memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal urut-urutan yang membantu kelompok
mencapai consensus. Di ambil berdasarkan pada proses yang ideal. Contoh : model
pemikiran reflektif yang di kemukakan oleh Dewey yaitu PERT.
b. Model
deskriptif : Meneruskan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan
tertentu. Berhubungan dengan observasi kelompok yang mengambil
keputusan-keputusan dan menggambarkan proses tersebut. Diambil berdasarkan
realitas observasi Konsep Pengambilan
Keputusan, yaitu: Identifikasi dan diagnosis masalah Pengumpulan dan analisis
data yang relevan Pengembangan dan evaluasi alternatif Pemilihan alternatif
terbaik Implementasi keputusan dan evaluasi terhadap hasil-hasil.& Tipe
–Tipe Keputusan Manajemen Keputusan- keputusan perseorangan dan strategi
Kepusan- keputusan pribadi dan strategi Keputusan- keputusan dasar dan rutin
-Teknik Pengambilan Keputusan Teknik- teknik kreatif: Brainstorming &
Synectics Teknik- teknik partisipatif Teknik- teknik pengambilan keputusan
Modern : Teknik Delphi, Teknik Kelompok Nominal Contoh Kasus: Pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan
nasional.
Esensi
dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk
mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000). Otonomi dalam si keputusan
untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka pendidikan nasional. Esensi
dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan keputusan partisipatif untuk
mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas, 2000).Otonomi dalam sistem dan pengorganisasi.
Begitu juga dalam organisasi kependidikan, keputusan pendidikan merupakan
faktor esensial dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan. Oleh karena
itu sebuah keputusan pendidikan perlu ditentukan melalui proses pengambilan
keputusan Dalam era desentralisasi, sekolah memiliki otonomi yang
seluas-luasnya yang menuntut peran serta masyarakat secara optimal.
Bentuk
nyata dari otonomi pendidikan dan otonomi sekolah adalah manajemen berbasis
sekolah.Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) atau School Based
Management merupakan pengkoordinasian dan penyerasian sumber daya yang
dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok
kepentingan yang terkait dengan sekolah (stakeholders) secara langsung dalam
proses pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah dalam rangka
pendidikan nasional. Esensi dari MPMBS adalah otonomi sekolah dan pengambilan
keputusan partisipatif untuk mencapai sasaran mutu sekolah (Depdiknas,
2000).Otonomi dalam sistem dan pengelolaan pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat (Caldwell dan
Spinks, 1992). Konsep ini merupakan suatu bentuk pengelolaan sekolah yang
menjamin sekolah memiliki otonomi yang luas dalam mengelola pembelajaran,
sumber dayanya, menentukan kebijakan yang sesuai dengan keinginan lembaga dan
masyarakat, serta dalam pengelolaannya melibatkan orang tua dan masyarakat, dan
tidak mengabaikan kebijakan nasional. Melalui kebijakan ini, pihak sekolah
memiliki keleluasaan dalam pengambilan keputusan tentang pengelolaan sumber
daya, kurikulum, dan peningkatan profesionalisme guru dan staf. Hal ini tentu
menuntut keleluasaan guru dan karyawan dalam berapresiasi dan berinovasi sesuai
dengan kondisi lingkungan yang ada, tanpa harus terikat dengan aturan-aturan
kurikulum yang ketat.
SUMBER :
·
http://blog.elearning.unesa.ac.id/tag/contoh-kasus-dan-contoh-pengambilan-keputusan-dalam-organisasi
Komentar
Posting Komentar